NUSANTARA

| |


Dirjen Postel Harus Berani Tahan Godaan

Jakarta - Siapa pun yang nantinya terpilih menjadi Dirjen Postel Depkominfo, selain mesti punya rekam jejak dan kinerja yang bagus, juga harus jujur dan amanah.

"Karena tantangan menjadi Dirjen Postel luar biasa godaannya," ujar Kepala Pusat Informasi Depkominfo Gatot S Dewa Broto saat bincang santai dengan detikINET, Sabtu (5/12/2009).

Dirjen Postel yang baru, jelas harus tahan godaan. Sebab, 80% pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang diterima Depkominfo datang dari direktorat yang akan dipimpinnya nanti.

Depkominfo sendiri mematok PNBP untuk 2010 mendatang sebesar Rp 10 triliun. Meningkat 42% dibandingkan target total PNBP Rp 7 triliun tahun ini, di mana Rp 6 triliun di antaranya datang dari direktorat Postel.

Sementara, posisi Dirjen Postel sendiri, saat ini masih lowong sejak Menkominfo sebelumnya, Mohammad Nuh, mengosongkan posisi tersebut pada Agustus tahun ini. Posisi tersebut menjadi kosong setelah terjadi perombakan besar-besaran di eselon I Depkominfo.

Kekosongan posisi itu jelas harus segera diisi kembali mengingat perannya yang sangat strategis dalam menentukan arah kebijakan telekomunikasi Indonesia yang kian konvergen.

Meski demikian, Gatot menegaskan bahwa Menkominfo yang baru, Tifatul Sembiring, belum melakukan pemanggilan terhadap satu pun calon suksesor dari Basuki Yusuf Iskandar.

"Pak menteri masih konsentrasi untuk menyelesaikan program 100 harinya terlebih dulu. Beliau belum akan melakukan pemanggilan kepada siapa pun," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan sudah ada sejumlah nama yang katanya akan dipanggil untuk seleksi kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) Dirjen Postel. Nama-nama yang disebut sebagai calon, merupakan kalangan pejabat eselon I di Depkominfo.

"Mereka yang namanya disebut-sebut media jangan GR (gede rasa,-red) dulu. Dalam tradisi di Depkominfo, siapa pun menterinya, jarang sekali ada fit and proper test," terang Gatot.

Ia pun menegaskan, belum tentu yang nantinya nama calon yang akan direkomendasikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah orang dari dalam Depkominfo.

"Calonnya bisa saja dari internal maupun eksternal. Tentu menteri punya pertimbangan sendiri," kata dia.

Seperti diketahui, Dirjen Postel sebelumnya memang bukan dari lingkup Depkominfo. Misalnya saja Basuki yang datang dari Bappenas, dan Djamhari Sirat--Dirjen Postel sebelum Basuki--akademisi dari Universitas Indonesia.

"Namun pastinya yang menjadi Dirjen Postel, maupun Dirjen SKDI yang juga masih lowong, tentunya orang-orang yang bisa bekerjasama dengan menteri," pungkas Gatot.

sumber: www.detikhot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 26 Maret 2010

NUSANTARA


Dirjen Postel Harus Berani Tahan Godaan

Jakarta - Siapa pun yang nantinya terpilih menjadi Dirjen Postel Depkominfo, selain mesti punya rekam jejak dan kinerja yang bagus, juga harus jujur dan amanah.

"Karena tantangan menjadi Dirjen Postel luar biasa godaannya," ujar Kepala Pusat Informasi Depkominfo Gatot S Dewa Broto saat bincang santai dengan detikINET, Sabtu (5/12/2009).

Dirjen Postel yang baru, jelas harus tahan godaan. Sebab, 80% pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang diterima Depkominfo datang dari direktorat yang akan dipimpinnya nanti.

Depkominfo sendiri mematok PNBP untuk 2010 mendatang sebesar Rp 10 triliun. Meningkat 42% dibandingkan target total PNBP Rp 7 triliun tahun ini, di mana Rp 6 triliun di antaranya datang dari direktorat Postel.

Sementara, posisi Dirjen Postel sendiri, saat ini masih lowong sejak Menkominfo sebelumnya, Mohammad Nuh, mengosongkan posisi tersebut pada Agustus tahun ini. Posisi tersebut menjadi kosong setelah terjadi perombakan besar-besaran di eselon I Depkominfo.

Kekosongan posisi itu jelas harus segera diisi kembali mengingat perannya yang sangat strategis dalam menentukan arah kebijakan telekomunikasi Indonesia yang kian konvergen.

Meski demikian, Gatot menegaskan bahwa Menkominfo yang baru, Tifatul Sembiring, belum melakukan pemanggilan terhadap satu pun calon suksesor dari Basuki Yusuf Iskandar.

"Pak menteri masih konsentrasi untuk menyelesaikan program 100 harinya terlebih dulu. Beliau belum akan melakukan pemanggilan kepada siapa pun," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan sudah ada sejumlah nama yang katanya akan dipanggil untuk seleksi kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) Dirjen Postel. Nama-nama yang disebut sebagai calon, merupakan kalangan pejabat eselon I di Depkominfo.

"Mereka yang namanya disebut-sebut media jangan GR (gede rasa,-red) dulu. Dalam tradisi di Depkominfo, siapa pun menterinya, jarang sekali ada fit and proper test," terang Gatot.

Ia pun menegaskan, belum tentu yang nantinya nama calon yang akan direkomendasikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah orang dari dalam Depkominfo.

"Calonnya bisa saja dari internal maupun eksternal. Tentu menteri punya pertimbangan sendiri," kata dia.

Seperti diketahui, Dirjen Postel sebelumnya memang bukan dari lingkup Depkominfo. Misalnya saja Basuki yang datang dari Bappenas, dan Djamhari Sirat--Dirjen Postel sebelum Basuki--akademisi dari Universitas Indonesia.

"Namun pastinya yang menjadi Dirjen Postel, maupun Dirjen SKDI yang juga masih lowong, tentunya orang-orang yang bisa bekerjasama dengan menteri," pungkas Gatot.

sumber: www.detikhot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar